[Info Teknologi] Si Super Food Sacha Inchi
Sacha inchi (Plukenetia volubilis L.) adalah tanaman yang banyak tumbuh di hutan tropis Amazon dan di dataran tinggi di Peru dan merupakan famili dari Euphorbiaceae. Pada saat ini sacha inchi telah dibudidayakan di China, Malaysia, Thailand, dan belum lama ini di Indonesia. Sacha inchi memiliki potensi nutrisi yang besar sehingga pada tahun 2016 silam jenis ini dinobatkan sebagai “Super Food” oleh Badan Pangan Dunia (FAO).
Meskipun bukan berasal dari famili Fabaceae/Leguminosae yang beranggotakan tumbuhan aneka kacang, masyarakat tetap ramai menyebutnya dengan imbuhan “kacang”. Sacha inchi pada umumnya dikenal dengan sebutan kacang inca, kacang sacha atau kacang liar.
Secara morfologi, kacang sacha inchi memiliki bentuk bintang, di mana dalam satu bintang dapat menyimpan antara 4 – 5 butir kacang. Buah muda berwarna hijau sedangkan buah yang sudah tua bewarna cokelat kehitaman, kemudian dari kacangnya diolah menjadi minyak kacang sacha inchi yang banyak memiliki kandungan lipid dan protein.
Kacang sacha inchi diidentifikasi sebagai sumber potensial minyak dan protein yang kaya akan polyunsaturated fatty acids (PUFA). Kacang Sacha Inchi dilaporkan mengandung 33,4-54,7% lemak, 24,20-33,30% protein, 6,59-30,90% karbohidrat, 6,61-11,30% serat, dan 2,70-6,46% kadar abu (berdasarkan basis kering) (Bueno-Borges et al. 2018, Chirinos et al. 2013, Muangrat et al. 2018, Takeyama & Fukushima 2013).
Kacang Sacha inchi telah digunakan selama berabad-abad sebagai bahan pangan bagi masyarakat adat di hutan Amazon (Wang et al. 2018. Karena nilai gizinya yang tinggi, sacha inchi dikatakan sebagai "Super food" karena mengandung minyak tak jenuh ganda (PUFA), protein berkualitas tinggi (Torres Sánchez et al. 2023), asam amino esensial, serat makanan, mineral, fitosterol. dan senyawa fenolik yang baik.
Minyak kacang Sacha inchi kaya akan α-linolenic acid (ALA), asam lemak omega-3 sehingga diklasifikasikan sebagai minyak nabati dengan proporsi tertinggi karena mencapai 35,2-50,8% (Kodahl et al. 2022). Kandungan protein dan semua asam amino esensial yang terkandung dalam kacang Sacha inchi sudah mencukupi jika dibandingkan dengan yang direkomendasikan FAO/WHO untuk dikonsumsi orang dewasa dan dapat dicerna dengan baik serta tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan (Gonzales & Gonzales 2014). -Afik Setiawan